KARAWANG, ckpinfo.com – Warga Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan merasa resah dan khawatir akibat belum rampungnya Jembatan Cicangor, yang merupakan akses vital penghubung kedua wilayah tersebut. Jembatan ini tidak hanya menjadi jalur utama menuju Kota Karawang, tetapi juga menopang mobilisasi ekonomi, pendidikan, sosial, hingga pariwisata di wilayah selatan Karawang.

Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin dekatnya momen Lebaran 1446 Hijriah, yang diprediksi akan berdampak besar pada aktivitas ekonomi dan wisata di daerah tersebut. Selain itu, lambatnya pembangunan jembatan sementara juga berisiko menghambat akses layanan kesehatan bagi masyarakat.

Seorang warga, Yofa Faizal Nillan, yang juga merupakan pimpinan redaksi salah satu media lokal Karawang, mengaku mengalami langsung dampak dari terputusnya akses jembatan tersebut. Saat dirinya harus mendapatkan perawatan di RSUD Karawang, ia terpaksa memutar hingga puluhan kilometer melewati Cariu, Kabupaten Bogor, dan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, sebelum akhirnya tiba di Karawang.

“Perjalanan saya ke rumah sakit sampai tiga jam. Ditambah jalan yang rusak, saya merasakan sakit yang luar biasa,” ungkap Yofa, Senin (17/3).

Ia juga berharap agar pembangunan jembatan sementara (Bailey) yang tengah dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa dipercepat, agar masyarakat tidak terus-menerus mengalami kesulitan.

“Jika ini terus berlarut-larut, bisa saja keresahan warga memuncak hingga menimbulkan aksi protes,” tambahnya.

Hingga kini, proyek pembangunan jembatan sementara di Desa Ciptasari, yang berbatasan dengan Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai. Warga pun meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret demi menghindari dampak yang lebih besar.